Masa pubertas (preadolence)
adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju usia dewasa yang ditandai
dengan perubahan siklus pertumbuhan fisik dan pertumbuhan psikis. Pada masa ini
seorang anak akan berusaha mencari jati diri siapa dia sebenarnya. Mereka akan
mengalami phase ini ketika dalam usia 14-17 tahun.
Pada usia 14-17 tahun merupakan usia labil, mereka akan
memberontak dan menampakan kebebasan, segala sesuatu yang baru mereka akan
mencobanya tanpa perduli mudharat dan mafsadahnya. Selain itu, cara berfikir
idealisme dan karakteristik mereka juga akan berubah. Akan tetapi perubahan ini
hanya bersifat kecenderungan yang disebabkan pendirian mereka yang belum tetap.
 |
Masa Pubertas dikalangan Santri Pondok Pesantren
|
Sebagian besar kecenderungan mereka adalah kecenderungan
untuk meniru, mencari perhatian, tertarik lawan jenis, mencari sosok idola,
mencoba hal baru dan emosinya yang mudah meletup.
Masa pubertas sudah digariskan oleh Allah dan pasti
akan dialami oleh setiap anak sebelum menuju masa dewasa. Dalam ilmu tarbiyah,
masa ini dijadikan pondasi pembelajaran untuk mengembangkan dan memperbaiki
kehidupannya dimasa yang akan datang.
(Baca juga
Cara Unik Menyikapi Pubertas Dini)
Dikalangan santri sendiri, walaupun mereka hidup
terisolasir, fase ini juga merambah mereka. Dan tentunya terjadi perbedaan yang
cukup signifikan antar pubertas dikalangan santri dan pubertas dikalangan anak
luar pesantren. Dilihat dari perbedaannya ini ditimbulkan karena dua faktor:
Pengaruh lingkungan ikut andil bagian dalam membentuk
karakter si anak menuju masa pubertas. Lingkungan pesantren adalah lingkungan
islami. Segala macam kegiatan pesantren mendukung sekali pada pembentukan
karakter si anak kepada arah yang positif. Sehingga walau bagaimanapun pubertas
santri, tidak akan melampaui batas-batas kewajaran. Sedangkan lingkungan luar
adalah lingkungan yang rawan. Si anak yang masih labil apabila tidak dibimbing
ke arah yang positif akan mudah terjerembab ke lubang pergaulan bebas.
Informasi diluar sangatlah cepat, sehingga perkembangan-perkembangan
yang mudah sekali didapatkan. Anak yang mengalami
masa
pubertas diluar akan dengan mudahnya menyesuaikan diri dengan
perkembangan trend, seperti gaya rambut yang dipotong ala Dao Ming Tse,
berpakaian parlente ala Ariel Noah dan masih banyak lagi gaya lainnya.
Sebaliknya terjadi bagi si anak yang puber di dalam kawasan pondok pesantren,
ingin bergaya tapi tak tahu mesti gaya apa. Ingin punya favorite figur tapi
siapa yang harus diidolakan.
Akan tetapi perbedaan diatas tidaklah terlalu mencolok,
mungkin bisa saja pubertas dikalangan santri melebihi dikalangan anak luar.
Jika kita tinjau dari berbagai segi, kecenderungan si anak
pada masa pubertas akan tampak sebagai berikut:
Kecenderungan berpenampilan sangat menonjol sekali pada anak
yang mengalami pubertas. Jika penampilan anak santri tidak kalah necis dari
anak luar. Model rambut yang acak-acakan tidak sama sekali mirip Ariel Noah,
celana kelelep yang katanya berkiblat ke Linkin Park, malahan lebih mirip
seperti badut pesta.hehe...atau bagi perempuan nampak lebih bening, harum
menyengat bau parfum yang lagi ngetrend di TV, seliweran di area putra, bahkan
kalau luntur disemprot lagi sampai overdosis banyak.
Anak yang mengalami
masa pubertas cenderung
lebih mudah terbakar amarahnya. Dikalangan santri, biasanya dilampiaskan dengan
pemberontakan terhadap disiplin, kabur, merokok, main PS atau banyak lagi hal
yang lainnya.
Perubahan emosional yang paling jelas, yaitu mereka mulai
berani melirik lawan jenis. Tak tanggung-tanggung, bagi yang punya saudara
kandung, dijadikan comblangnya untuk merekatkan gubungan dengan teman
perempuannya.
Mereka melakukan itu semua tanpa memikirkan akibatnya, yang
ada dalam benak mereka adalah enjoy menikmati
masa
pubertas yang penuh aksi. Lain
lagi jika sudah ketahuan, mereka harus siap-siap untuk mendapatkan hukuman atas
kesalahan yang sudah mereka perbuat.
Artikel keren lainnya:
Belum ada tanggapan untuk "Masa Pubertas dikalangan Santri Pondok Pesantren"
Post a Comment